Kamis, 16 April 2015

Published 20.32 by with 0 comment

TIPS&TRIK Kapan Present dan Kapan Past Tense Digunakan

TIPS&TRIK Kapan Present dan Kapan Past Tense Digunakan




belajar bahasa inggris tentang beralih tenses antara present dan past tense, belajar bahasa inggris perihal beralih tenses antara present dan past tense, belajar bahasa inggris seputar beralih tenses antara present dan past tense, beralih tenses antara present dan past tense jadi bahasan belajar bahasa inggris, belajar bahasa inggris kapan present dan kapan past tense digunakan, belajar bahasa inggris tentang kapan present dan kapan past tense digunakan, belajar bahasa inggris membahas kapan present dan kapan past tense digunakan
Sumber: www.Google.co.id/gambar/tenses


Pada kesempatan belajar Bahasa Inggris kali ini pembelajar Bahasa Inggris kami ajak untuk mencermati kebingungan dalam menentukan kapan present digunakan dan kapan past tense digunakan dalam paragraph yang sama atau bahkan dalam kalimat yang sama. Bahkan dalam kalimat yang sama dapat dijumpai bentuk present tense dan past tense. Unik, kan? Marilah kita ikuti ulasannya.

Sehubungan dengan masalah verba sebetulnya ada tiga masalah verba yang sangat sering dijumpai; beralih tenses antara present dan past; memilih tenses yang benar untuk kejadian masa lampau; dan rise dan raise? sit dan set? lie dan lay?. Tetapi pada kesempatan yang terbatas ini, ketiganya tidak akan dibahas pada kesempatan yang sama. Yang dibahas yang menyangkut beralih tenses antara present dan past dan yang lainnya akan dibahas pada kesempatan yang lain.

Beralih Tenses antara Present dan Past
Beralih atau tidak beralih, itu adalah pertanyaan. Istilah beralih tenses (tense shifting) merujuk kepada bergantinya seorang penulis dari present tense ke past tense atau dari past tense ke present tense dalam paragraf yang sama atau bahkan dalam kalimat yang sama. Berikut sebuah contoh dari beralih tenses yang tidak cocok (verba dicetak miring):

            X Whenever we went to my grandfather’s house, we always have to eat with the TV on.

Verba dalam klausa pertama (went) dalam past tense, sedangkan verba dalam klausa kedua (have) dalam present tense. Dalam contoh ini, penulis tidak dapat menentukan apakah dia sedang menceritakan sebuah kisah tentang kunjungan rumah kakeknya atau membuat pernyataan fakta tentang seperti apa makan di rumah kakeknya (present tense). Pilihan yang mana sebenarnya tidak ada masalah, tetapi ini bermasalah bertukar tenses di tengah-tengah pembicaraan/tulisan. Penulis seharusnya komit kepada satu alternatif dan berpegang dengannya.

Jika penulis ingin menceritakan sebuah kisah tentang sebuah kunjungan, kemudian dia seharusnya telah tetap dalam past tense keseluruhan naratif tersebut.

Story:  Whenever we went to my grandfather’s house, we always had to eat with the TV on.

Jika penulis ingin membuat sebuah pernyataan faktual tentang kunjungan ke rumah kakeknya, kemudian dia seharusnya telah tetap dalam present tense keseluruhan pernyataannya:

Statement of fact:       Whenever we go to my grandfather’s house, we always have to eat with the TV on.

Masalah peralihan berakar dalam ketidakfahaman fungsi present dan past tense yang berbeda. Berikut adalah ulasan singkat dari fungsi keduanya yang berbeda.

Present Tense
Istilah present adalah menyesatkan. Present tense tidak tertambat pada momen waktu sekarang. Dua penggunaan present tense yang utama adalah (1) untuk membuat pernyataan fakta dan (2) untuk membuat generalisasi. Berikut beberapa contoh dari pernyataan fakta dan generalisasi (verba present tense dicetak miring):
            Statement of fact
            Chicago is in the Central Time Zone.
            The planet Mercury has no atmosphere.
            Generalizations
            The new VW bugs are the cutest car on the market.
            San Francisco is a more interesting city than New York.
            John works on Saturday.

Perhatikan contoh terakhir, John works on Saturday. Satu jenis generalisasi adalah tentang kebiasaan regular atau tindakan kebiasaan orang. Penggunaan present tense dalam kalimat ini membilangi kita bahwa adalah kebiasaan regular John kerja pada hari Sabtu.
Keduanya, pernyataan fakta dan generalisasi pada dasarnya tidak mengenal waktu. Oleh karena itu, keduanya tidak terbatas kepada momen waktu tertentu atau bahkan kepada rentang waktu. Keduanya secara universal benar (pernyataan fakta) atau pernyataan opini orang tentang apa yang benar (generalisasi). Tulisan nonfiksi secara tipikal ditulis dalam present tense. Perhatikan, misalnya, bahwa present tense digunakan keseluruh buku ini—kecuali untuk contoh, yang sering menggambarkan kejadian khusus, terikat waktu.

Past Tense
Past tense, dengan jelas, digunakan untuk menggambarkan peristiwa yang terjadi di masa lampau. Bagaimanapun, ada kelebihan menggunakan past time ketimbang pernyataan ini akan menyiratkan. Karena present tense menduduki terlebih dahulu untuk membuat pernyataan fakta dan generalisasi yang tidak terikat waktu, past tense menjadi kendaraan utama untuk semua narasi yang menceritakan peristiwa yang terikat waktu. Untuk alasan ini, hampir semua fiksi—kisah atau novel—diulis dalam past tense.

Ada satu perkecualian agak janggal pada perbedaan antara penggunaan present tense untuk nonfiksi dan penggunaan past tense untuk fiksi. Kadang-kadang kisah dan novel, bahkan keduanya terjadi dalam masa lampau, ditulis keseluruhannya dalam present tense. Ketika present tense digunakan cara ini, ia disebut “historical present.” Contoh, sebuah novel yang ditulis dalam historical present tentang Queen Elizabeth I mungkin terbaca seperti ini (verba dicetak miring):

Elizabeth enters the council chambers and sees Lord Leicester. She asks him what he thinks about the Spanish threat. 

Sebagian besar tuntunan menulis, dengan sangat menasehati penulis pemula untuk menjauhi historical present. Adalah sulit untuk menangani dan ini sangat melelahkan, sangat cepat. Dengan menarik, tentang tempat tertentu kita pernah menjumpai historical present dalam lelucon, contohnya (verba dicetak miring):

This guy goes into a bar and sits down. A few minutes later this polar bear comes in and sits down next to him and orders a drink . . . .

Kapan Seharusnya Kita Beralih Tenses?
Apa yang telah kita bahas tentang poin ini membuatnya terdengar seperti alih tenses adalah sesuatu yang jelek. Tentunya, alih tenses secara tidak perlu adalah sesuatu yang jelek. Bagaimanapun, kita perlu beralih tenses kapan saja kita beralih dari narasi ke generalisasi atau pernyataan fakta—sesuatu yang kita lakukan sangat sering. Berikut contoh dari alih tenses yang resmi dan perlu (verba dicetak miring):

Shakespeare wrote Hamlet around 1600. The action of the play is set in Elsinore Castle in Denmark, though there is no evidence that Shakespeare ever visited Denmark—or ever even left England, for that matter.

Perhatikan bahwa tenses bolak balik dari past (wrote) ke present (is dua kali) dan kemudian kembali ke past (visited dan left). Kalimat pertama

              Shakespeare wrote Hamlet around 1600

menggambarkan peristiwa yang terjadi di masa lampau, sehingga past tense wrote sangat cocok. Klausa berikutnya

            The action of the play is set in Elsinore Castle in Denmark

beralih ke present tense. Present tense cocok di sini karena penulis sekarang sedang memberi kita sebuah pernyataan fakta tentang play—fungsi present tense yang legitimit. Jika penulis mempertahankan klausa tersebut dalam past tense, ini akan terdengar sangat janggal:

            ? The action of the play was set in Elsinore Castle in Denmark

Penggunaan past tense ini menyiratkan bahwa ketika Shakespeare aslinya telah mengeset the action of the play in Elsinore Castle, dia lantas mengubah pikirannya dan mengesetnya lain tempat.
Bagian kalimat yang tersisa

,though there is no evidence that Shakespeare ever visited Denmark—or ever even left England, for that matter

mulai dari present tense (is). Present tense cocok karena pengarang sedang membuat sebuah pernyataan fakta (there is no evidence …). Kemudian pengarang beralih ke past tense (visited dan left) untuk membilangi kita tentang peristiwa yang terjadi di masa lampau.
Mungkin situasi tunggal yang paling umum di mana penulis gagal beralih tenses ketika penulis seharusnya beralih adalah ketika penulis mentambatkan sepotong informasi faktual dalam suatu narasi past tense. Berikut adalah contoh klausa (verba dicetak miring):

X We then visited Key West, which was the southernmost city in the continental United States.

Penggunaan past tense (visited) untuk sebuah narasi adalah normal dan diharapkan. Bagaimanapun, dalam kasus ini, penulis secara salah tetap dalam past tense (was) ketika sedang memberikan sebuah pernyataan fakta. Penulis membuatnya terdengar seolah-olah Key West tidak lagi merupakan the southernmost city in the continental United States. Di sini, penulis seharusnya telah beralih ke present tense:

We then visited Key West, which is the southernmost city in the continental United States.

Pembahasan di atas, pembelajar Bahasa Inggris, dapat dibuatkan simpulan sebagai berikut:
Istilah alih tenses merujuk kepada beralih dari present tense ke past tense (atau sebaliknya) dalam paragraf atau kalimat yang sama. Alih tenses dapat menjadi cocok ataupun tidak cocok. Kunci untuk memahami alih tenses adalah pemahaman fungsi present dan past tense yang berbeda. Present tense (meskipun namanya) tidak terikat waktu. Oleh karena itu, kita menggunakannya untuk membuat pernyataan fakta atau generalisasi—keduanya tidak terikat dengan momen waktu sekarang. Past tense untuk menggambarkan peristiwa—kejadian yang terikat waktu. Kita menggunakan past tense untuk semua narasi. Aturan dasar adalah tidak beralih tenses jika tidak ada alasan, tetapi jika ada alasan, kemudian Anda harus beralih. Jadi sekali lagi para pembelajar Bahasa Inggris, jika tidak ada alasan jangan beralih tenses, jika sebaliknya silakan saja.

Belajar Bahasa Inggris online yang terpercaya dan teruji. Ulasan grammar Bahasa Inggris yang lengkap, mendalam, dan lugas. Cara belajar Bahasa Inggris yang simpel, mudah dimengerti dan dipraktikkan. Tetap semangat! Keep moving on!

Follow Twitter Saya: @baryzin
      edit

0 Comments:

Posting Komentar